RSS

Debat Peran Puskesmas

10 Mar

Balita bergizi buruk menandakan keacuhan lingkungan tempat tinggal ybs, apabila diantara tetangga/ Lingkungan terdapat kepedulian yang tinggi maka hal ini tak akan terjadi, selain itu juga menunjukkan BETAPA RENDAHNYA TINGKAT KEPEDULIAN PEMERINTAH KITA BAIK YANG DIPUSAT, PROPINSI KOTA BAHKAN SAMPAI LINGKUNGAN RT / RW. aku rasa tidak mungkinPERANGKAT DESA ( termasuk PUSKESMAS ) tidak mengetahui ada warga yang menderita tetapi MEREKA TUTUP MATA TUTUP TELINGA DENGAN DALIH TIDAK ADA DANA, TETAPI MEREKA JUGA TIDAK BERUSAH MENCARI SOLUSI.

Mas Fahmi,

Jangan begitu dong .. kita sudah sepakat ini multifaktorial .. menyalahkan satu unsur saja tidak akan menyelesaikan masalah. Saya ada di Puskesmas lho .. dan saya memulai cause ini karena kekhawatiran saya tentang kemungkinan adanya hal yang serupa dengan kecamatan kami ..

Permasalahan

Di Kecamatan Krejengan, Kab Probolinggo, Jawa Timur ini kami menjalankan semua program gizi buruk baik yang dikonsep oleh Depkes maupun yang berdasarkan Teknis Medis hasil konsultasi .. jadi segi kemasyarakatan dan teknis medis kami jalani dengan maksimal. Kami banyak ketemu pasien gizi buruk, merujuknya ke RS, merawatnya di Puskesmas, setelah jadi Gizi Kurang masih kami teruskan dengan memberikan PMT sampai dengan 3-5 bulan, pemberian obat cacing dan suplemnetasi yang diperlukan, pemberian stimulasi kepada anaknya, pengajaran menu lokal bergizi seimbang untuk ibunya. Beberapa kegiatan kami update disini :

Pages Puskesmas Krejengan

Dan itu kami berguru pada beberapa puskesmas yang sudah lebih jauh upayanya menangani Gizi Buruk. Saya bukan ingin hanya membela diri, kenyataan seperti yang mas Fahmi bilang memang ada. Ada saja yang belum punya kepekaan terhadap lingkungan sekitarnya. Baik cukup tentang puskesmas dan lingkungan pemerintah.

Sekarang kenyataan.
Kami ternyata masih mendapatkan masalah gizi buruk di setiap tahun, meskipun memang berkurang, tetap saja ada yang muncul kembali dan pola yang sama juga kami temukan.

  1. Selalu anak yang gizi buruk adalah anak yang tidak rutin dibawa ke Posyandu
  2. Anak Gizi buruk ditemukan pada saat anak menderita Diare atau ISPA. Tahukah, mas Fahmi maknanya .. perilaku di masyarakat juga berperan.

Ya itu malah harus dipikirkan sebagai faktor yang sangat mempengaruhi.

Kemudian satu hal lagi, bagi mata yang terlatih tantu saja gizi buruk akan segera kelihatan .. tapi bagi petugas desa, kelurahan bukanlah orang yang belajar teknis medis gizi buruk hanya akan terlihat bila se-horor yang kita jadikan icon itu yang ada di desa. Tahukah, mas Fahmi, anak yang dalam 2 penimbangan di Posyandu tidak mengalami kenaikan disebut mengalami gangguan gizi ? Belum lagi yang kelihatannya seperti naik padahal dari pita di KMS ternyata makin menyeberang turun. Ini banyak terjadi.

Baik mari bicara solusi..

  1. Kenapa saya mengajak kita semua ikut dalam cause ini karena berharap "mata yang terlatih" bertambah banyak untuk lingkungan anda sekalian. Itu yang kami lakukan kepada kader-kader kami di desa-desa sehingga jumlah gizi buruk yang dilaporkan tahun 2007-2008 = 300% dari yang dilaporkan tahun 2003-2006.
  2. Perubahan perilaku tampaknya memang membutuhkan waktu dan intervensi terus-menerus. Itu jelas sulit dilakukan hanya oleh satu sektor, yang terbaik adalah dengan memberdayakan semua komponen masyarakat. Termasuk masyarakat dunia maya ini. Lakukan perilaku yang menjaga anak dengan maksimal :
    – penuhi kebutuhan nutrisinya
    – bawa ke Posyandu sampai dengan usia 60 bulan
    – lakukan stimulasi sampai dengan usia 72 bulan
  3. Apa yang bisa kita lakukan pada lingkungan ? Nah ini yang saya harap sekarang bisa kita lempar di forum ini ..
    – bisakah kita ikut melaporkan gizi buruk di forum ini?
      (ada beberapa yang sudah melakukannya lho)
    – bisakah kita menyebarkan pada lingkungan kita bagaimana menghin- dari terjadinya gizi buruk ?
    – bisakah kita menghitung apakah seorang anak menderita gizi buruk atau tidak ?
    dan mungkin beberapa kegiatan tambahan lainnya yang bisa kita jadikan alasan kenapa kita bergabung. Beberapa usulan bahkan ada yang tidak bisa saya bayangkan sebelumnya

Uang?

Pemerintah kita cukup concern kok dengan Gizi Buruk .. yang masalah adalah yang tidak tahu pos itu ada. Coba saja sentil di koran satu daerah ada gizi buruknya (dengan data yang valid tentunya) pasti dana itu segera ketahuan adanya.

Di Pemerintah Daerah kami kasus Gizi Buruk baik dari keluarga miskin ataupun mampu bila berobat ke Rumah Sakit pasti gratis. Kenyataannya kita ngga pernah nemu yang benar-bener kaya raya ngamar di RS atau Puskesmas karena Gizi Buruk. Ada yang mampu itu pasti kelas menengah atas atau kelas atas bagian bawah .. jadi yang tanggung-tanggung, yang baru saja kaya tapi tidak memperhatikan bahwa dengan memberikan asupan gizi pada anaknya juga menanamkan investasi masa depan. Tentu saja keluarga miskin juga masih mendominasi.

Saya harap kita bisa ngobrol langsung untuk bisa menggambarkan bagaimana rumitnya masalah ini .. karena itu saya juga bikin causenya ngga berani 1-2 tahun saja. Syukur kalau tercapai sebelum 2015. Semoga mas Fahmi bisa memahami maksud saya tanpa menjadi tersinggung dengan pembelaan saya kepada "kaum saya" 😀

Salam Hangat

post ini dibuat dengan windows live writer ® yg dapat anda temukan di blog pom | hkn | idi | pkm

 
2 Comments

Posted by on 10/03/2009 in Gizi Buruk, Kesehatan

 

Tags: , ,

2 responses to “Debat Peran Puskesmas

  1. bundamahes

    12/08/2010 at 07:23

    saya ingin sharing beberapa hal yang saya temui selama ini (kalo saya lagi di rumah) :

    1. dalam memberikan camilan, kaum ibu cenderung menganggap snack di warung yang penuh MSG itu sehat/modern

    2. asupan makanan yang diberikan kepada anak2nya hanya SEKEDARnya saja, bahkan mi instan diperlakukan sebagai lauk, padahal sayur mayur tinggal metik doank di pager

    3. dengan mata pencaharian hanya sebagai tukang becak, ibu-nya dandan menor cantik wangi, bapaknya ngerokok n ngopi di warung, anak ga keurus!!!!

    4. kebiasaan buruk dengan masih menggunakan sungai sebagai fasilitas MCK, padahal air sungainya dah keruh gitu 😦

    5. sentimen negatif terhadap petugas medis (lebih percaya ke orang pinter)

    saya jadi serba salah, mo ngingetin malah dibilang “anak kemarin sore” ga diingetin kasian juga ngeliat kondisi yang bobrok kaya gitu

     
  2. bundamahes

    12/08/2010 at 07:27

    oya, satu lagi :
    ASI eksklusif kalah pamor ma sufor, bahkan ada yang anaknya diberi susu kental manis lho dok!!!

     

Leave a reply to bundamahes Cancel reply